Sejarah Prodi Hubungan Internasional


Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) didirikan oleh Yayasan Pembina Perguruan Tinggi Pangkal Perjuangan (YPPTPP) pada tanggal 02 Oktober 2009 dengan SK Yayasan Pembina Perguruan Tinggi Pangkal Perjuangan No. 018/SK/YPPTPP/X/2009. Fakultas ini berdiri atas prakarsa H. Dadang Fakhruddin, Drs., M.M (Rektor Unsika Periode 2003-2010). Dekan Pertama dijabat oleh Dr. H. Harun Firdaus, M.Si. Fakultas ini terdiri dari tiga Prodi, yaitu Prodi S1 Ilmu Komunikasi, Prodi Ilmu Pemerintahan, dan Prodi termuda yaitu Prodi Hubungan Internasional. Prodi pertama yang didirikan di FISIP adalah Ilmu Komunikasi. Prodi ini berdiri pada tanggal 9 Februari 2009 dan sudah terakreditasi berdasarkan SK BAN-PT No 157/SK/BAN-PT/Ak-XVI/S/VII/2013. Prodi ini dibentuk untuk mempelajari bagaimana cara memindahkan ide – ide dari individu ke individu lain, atau dari individu ke grup. Prodi ini diharapkan dapat melahirkan seorang komunikator professional yang sesuai dengan konsep teoritik, riset, dan aplikasi konsestrasi studi. Prodi ini merupakan Prodi dengan peminat terbanyak di UNSIKA dan di Prodi ini sendiri dilengkapi dengan Lab TV, Lab Radio, Lab Fotografi, Lab Komputer dan Perpustakaan. 

Prodi selanjutnya yang berdiri di FISIP adalah Prodi Ilmu Pemerintahan. Prodi ini berdiri di tanggal 17 September 2009. Pendirian Prodi ini berdasarkan pada SK Departemen Pendidikan Nasional Direktoral Jenderal Pendidikan Tinggi Nomor 1704/S/T/2009. Pada tahun 2011 kemudian perizinan pendirian Prodi tersebut kemudian diperpanjang melalui Surat Keputusan Nomor 972/D/T/K-IV/2011 tanggal 30 November 2011 yang dikeluarkan Kementerian Pendidikan Nasional Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta Wilayah IV, perpanjangan izin ini berlaku sampai dengan 17 September 2015.

Prodi termuda yang kemudian didirikan yaitu Hubungan Internasional pada tanggal 09 Januari 2020 dengan SK Dikti No. 8/M/2020. Prodi ini didirikan dengan harapan dapat mengembangkan potensi yang ada di Karawang dimana Karawang memiliki banyak investor asing dan domestik. Investor asing dan domestik tersebut pada akhirnya membutuhkan aktor – aktor yang memegang peranan signifikan untuk menjawab tantangan bagi pemerintah, swasta, dan masyarakat.